Welcome to our online store

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.
Latest Products
CARA UPLOAD PENAWARAN SPSE

CARA UPLOAD PENAWARAN SPSE

CARA UPLOAD PENAWARAN SPSE
View detail
STUDI PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKHNIK MENERAN YANG BENAR DI BLUD RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2019

STUDI PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKHNIK MENERAN YANG BENAR DI BLUD RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2019



STUDI PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKHNIK MENERAN YANG BENAR DI BLUD
RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2019


KARYA TULIS ILMIAH
Di AjukanSebagai Salah SatuSyaratDalamMenyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan

Oleh :
AYNUN JULIA ANDINI
AK 160002

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK BAUBAU
2019
STUDI PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKHNIK MENERAN YANG BENAR DI BLUD
RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2019





KARYA TULIS ILMIAH
Di AjukanSebagai Salah SatuSyaratDalamMenyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan


Oleh :
AYNUN JULIA ANDINI
AK 160002


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK BAUBAU
               2019

 















 









ABSTRAK
AYNUN JULIA ANDINI “Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018” di bimbing oleh Dahniar Dahlan dan Abdul Malik.

Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak karena hal seperti ini merupakan tekhnik meneran yang salah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif survey artinya penelitian yang di lakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi dalam suatu populasi tertentu , teknik sampling yang di gunakan yaitu sebesar 75 responden ibu hamil trimester III.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 75 responden bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar sebanyak 11 orang dengan persentase (14,7%) adalah kategori baik, kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang sebanyak 35 orang dengan persentase (46,7%).

Kata kunci : pengetahuan ibu hamil trimester III,tekhnik meneran yang benar.
           








ABSTRACT
AYNUN JULIA ANDINI “The Study Of Knowledge Of Third Trimester Pregnant Woman About The Correct Straining  Techniques atBLUD RSUD Baubau City 2018” guide by Dahniar Dahlan and Abdul Malik.

Straining techniques that are good useful for reducing the occurrence of uterine rupture, avoiding swelling avoiding swelling at cervix, maternal energy is not wasted, providing flexibility for the mother during labor and can also reduce the occurrence of asphyxia in the fetus. As for the things that need to be avoided when straining like lifting your buttocks, straining before the command from a midwife and shout because something like this is a wrong straining technique.

This study aims to determine the study of knowledge of third trimester pregnant woman about correct straining techniques at BLUD RSUD Baubau City 2018. The method used is the descriptive survey method, meaning that research is carried out on a set of objects that usally aim to see a picture of phenomena that occur in a particular population, the sampling technique used was 75 respondents in the third trimester of pregnancy.

The results of this study showed that of 75 respondents about third trimester pregnant women about straining techniques that actually numbered 11 people with a percentage (14.7%) were good categories, 29 people categories were enough with percentages (38.7%) and less categories as many 35 people with a percentage (46.7%).

Key word : Knowledge Of Third Trimester Pregnant Woman, Correct Straining Techniques.



KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, penulis panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah serta kasihIlmiah dengan judul “Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau 2019yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan Politeknik Baubau.
Dalam penyusunan Proposal ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan baik.
Terimakasih kepada ibu Dahniar Dahlan, S.ST.,M.Keb selaku pembimbing I dan Bapak Abdul Malik, S.E.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan sumbangan pikirannya dalam memberikan arahan kepada penulis dari awal hingga selesainya penyusunan proposal ini. Selama penyusunan proposal  tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik moril maupun materi sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

Oleh karena itu, dengan ucapan terima  kasih yang sebesar besarnya kepada :
    1.        Bapak Muhammad Risal Tawil, M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Kesehatan Nasional Baubau.
    2.        Bapak Sapril, SKM.,M.Sc, selaku Direktur Politeknik Baubau.
    3.        Segenap dosen dan staf Diploma III Kebidanan Politeknik Baubau yang telah membekali ilmu pengetahuan dan bimbingan selama peneliti mengikuti pendidikan.
    4.        Teristimewa kepada Ayahanda tercinta “Ansa Bine, SH” dan ibunda tersayang ”Nur Alam, S.Ip” yang telah melahirkan, mendidik,dan membimbing penulis menjadi sosok anak yang kuat dan sabar. Terimakasih atas dukungan moril serta materinya yang tak terhitung jumlahnya dan doa yang tiada henti serta limpahan kasih sayang yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan.
    5.        Terimakasih kepada Adikku tersayang “Farhan valen” yang selalu ada kapanpun saya membutuhkan baik dukungan doa, moril, materi dan semangat.
    6.        Terimakasih kepada saudara atau sahabat saya “Risky Dwi, Irwilyana Fitriani, Diana, Dian Setiadi’’ yang selalu mendukung dan selalu ada untuk saya.
    7.        Seluruh teman-teman mahasiswa Diploma III Kebidanan Politeknik Baubau Angkatan 2016 Khususnya teman-teman tersayang kelas A.16 terima  kasih untuk dukungan dan waktu kebersamaannya.
            Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak Amin Ya Rabbal’ Alamin.
Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

                                                                                    Baubau, 27Agustus 2019

                                                                                      Aynun Julia Andini









AB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Meneran merupakan reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul, rasa tertekan atau gerakan bayi jauh didalam panggul yang menyebabkan keinginan yang tak tertahan untuk meneran yang merupakan karakteristik dari keinginan meneran.Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak (Catur Setyorini,Elviandari Utami 2016 : 13).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di sebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin atau 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. Selama kurun waktu 25 tahun yaitu 1990 sampai dengan 2015, WHO memperkirakan 10,7 juta perempuan telah meninggal karena melahirkan. Pada tahun 2015, sebanyak 303.000 kematian ibu terjadi di seluruh dunia.Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan masalah kesehatan yang serius di Negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO), tahun 2014 beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).
Indikator ini tidak hanya mampu menilai pogram kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksestabilitas maupun kualitas.Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antara Sensus (SPUAS) 2015. (Profil Kesehatan Indonesia, 2016)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun2013.Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan wilayah tetangga.Ditahun 2000, Kementrian Kesehatan RI memperkuat strategi investasi sector kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. (Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2016)
Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan oleh perdarahan, penyabab lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris, post sc, sesak nafas, sesak nafas post sc, dekompensasi cordis, plasenta previa, komplikasi TBC, gondok, gondok beracun, TBC). Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi, pengaruh budaya, rendahnya kunjungan ke tenaga kesehatan selama hamil, keterlambatan merujuk, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, atau terlambat mendapat perolongan yang dapat menyebabkan kematian. (Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 : 61)
Bila mengacu pada target provinsi tahun 2017 (74%), cakupan K4 provinsi Sulawesi tenggara rata-rata blum mencapai target. Tercatat 10 daerah yang mencapai target tersebut. Kota Kendari merupakan daerah dengan cakupan tertinggi sebesar 97,90% sedangkan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Kolaka Timur yang hanya mencapai 47,71%. Peningkatan cakupan K4 diharapkan dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi (Profil Kesehatan Sultra, 2017).
Berdasarkan studi awal yang dilakukan di BLUD RSUD Kota Baubau, diperoleh data jumlah ibu hamil trimester I sampai dengan trimester III pada periode Januari sampai dengan Desember 2018 adalah 75 ibu hamil yang melakukan kunjungan (BLUD RSUD Kota Baubau, 2018)
Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 ditemukan kasus penyebab dari tekhnik meneran yang kurang benar sebesar 20,8% dengan sebagian besar adalah rupture perineum.
 Dari hasil observasi yang dilakukan di BLUD RSUD Kota Baubau diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil terutama ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang baik masih kurang, berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Studi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau”
B.   Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.    Identifikasi
Di BLUD RSUD Kota Baubau yang mengetahui tentang tekhnik meneran yang benar adalah 75 ibu hamil.
Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin.Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak.
2.    Perumusan masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
a.    Sejauh mana pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar ?
b.    Bagaimana tekhnik meneran yang benar  pada ibu hamil trimester III ?
c.    Mengapa ibu hamil trimester III harus mengetahui tentang tekhnik meneran yang benar ?


C.   TUJUAN PENELITIAN
1.    Tujuan Umum
Mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau 2018.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar
b.    Mengetahui bagaimana tekhnik meneran yang benar untuk ibu hamil trimester III
c.    Mengetahui mengapa ibu hamil trimester III harus tahu tentang tekhnik meneran yang benar
D.   MANFAAT PENELITIAN
1.    Praktis
a.    Manfaat bagi praktisi
Merupakan pengalaman yang berharga bagi peneliti serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penelitiannya khususnya riset kebidanan serta mampu mengaplikasikan teori khususnya dalam metodelogi penelitian.
b.    Manfaat bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah kepustakaan ,yang mampu dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswi kebidanan untuk mengetahui dan menjadi bahan literatur atau referensi dalam penelitian selanjutnya.
2.    Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi dalam menambah pengetahuan serta wawasan yang berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil terhadapat tekhnik meneran yang benar sebagai bahan informasi dan bahan kajian penelitian selanjutnya.



 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Tinjauan Teori
1.    Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
a.    Definisi kehamilan
Menurut (Saifuddin, 2009) dalam Walyani, 2015) menjelaskan bahwa kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan di bagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua berlangsung dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke tiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 (Weni Rizkiyana, 2017)
Menurut (Saifuddin, 2002) dalam (Aspiani, 2017) menjelaskan bahwa kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan. (Weni Rizkiyani, 2017)
Tanda dan gejala kehamilan (Yuni Fitriani, 2018 : 39).
1)     Tanda dan gejala kehamilan pasti, antara lain :
a)     Ibu merasakan gerakan yang kuat didalam perutnya
b)     Bayi dapat dirasakan didalamrahim
c)     Denyut jantung bayi dapat didengar
d)     Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil
2)     Tanda dan gejala kehamilan tidak pasti (Yuni Fitriani, 2018:42).
a)     Ibu tidak menstruasi
b)     Mual atau ingin muntah
c)     Payudara menjadi peka
d)     Ada bercak dank ram perut
e)     Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari
f)      Sakit kepala
g)     Ibu sering berkemih
h)     Sembelit
i)       Sering eludah
j)       Temperature basal tubuh naik
k)     Ngidam
l)       Perut ibu membesar

3)     Tanda dan gejala kehamilan palsu(Pseudocyesis)
Pseudocyesis (kehamilan palsu) adalah keyakinan bahwa seorang wanita sedang hamil namun sebenarnya ia tidak hamil. Wanita yang mengalami pseudocyesisakan merasakan sebagian besar, atau bahkan tanda-tanda dan gejala kehamilan. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, dokter menduga bahwa factor psikologislah yang mungkin menjadi penyebab tubuh untuk “berpikir” bahwa ia hamil.
Tanda-tanda kehamilan palsu dapat berlangsung beberapa minggu, sembilan bulan atau beberapa tahun. Adapun tanda-tanda kehamilan palsu :
a)     Gangguan menstruasi
b)     Perut bertumbuh
c)     Payudara membesar dan mengencang, perubahan pada putting dan produksi ASI
d)     Merasakan pergerakkan janin
e)     Mual dan muntah
f)      Kenaikkan berat badan
a.    Diagnostic kehamilan Pemeriksaan tes kehamilan
Pemeriksaan diagnostic kehamilan ini antara lain dapat dilakukan dilaboratorium dan pemeriksaan dengan USG.

1)    Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi tes urin dan tes darah.
2)    Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) mungkin akan menjadi salah satu pemeriksaan yang paling menyenangkan selama masa kehamilan, sebab ibu dan pasnagan dapat melihat bayi yang sedang tumbuh didalam Rahim. Pemeriksaan tersebut juga merupakan alat yang berguna untuk mendapatkan infrmasi detail dari perkembangan janin. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya bagi ibu maupun si bayi.Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah sering diteliti dan terbukti tidak pernah ditemukan masalah.
b.    Perubahan adaptasi fisiologis pada ibu hamil di trimester I, II dan III
Selama kehamilan terjadi adptasi anatomis, fisiologis dan biokimia yang mencolok, banyak perubahan dimulai setelah pembuahan dan berlanjut selama kehamilan dan sebagian besar terjadi sebagai respon terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta.
Perubahan yang terjadi selama kehamilan :
1)     Sistem reproduksi
a)    Uterus
b)    Susunan sel otot
c)    Ukuran, bentuk dan posisi uterus
d)    Kontraktilitas
e)    Aliran darah uteroplasenta
f)     Regulasi aliran darah uteroplasenta
g)    Serviks
h)   Tuba uterin
i)     Vagina dan perineum
2)     Payudara
          Pada minggu-minggu pertama awal kehamilan, wanita sering merasakan parestesia dan nyeri payudara.
3)     Sistem endokrin
a)     Aliran darah ke kulit
b)     Dinding abdomen
c)     Hyperpigmentasi
d)     Perubahan vascular
4)     Sistem perkemihan
a)     Ginjal
b)     Ureter
c)     Kandung kemih
5)     Sistem pencernaan
Seiring dengan kemajuan masa kehamilan, lambung dan usus tergeser oleh uterus yang terus membesar.
6)     Sistem musculoskeletal
Lordosis progresif adalah gambaran khas kehamilan normal
7)     Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi mengalami adaptasi fisiologis yang besar
8)     Sistem integument
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya.
9)     Perubahan metabolic
Sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan janin dan plasenta yang tumbuh pesat, wanita hamil mengalami perubahan-perubahan metabolic yang besar dan intens.
10)  Berat badan dan tinggi badan
Setiap wanita hamil mengalami perubahan berat yang berarti, janin juga tumbuh dan berkembang
11)  Limfa
Menjelang akhir kehamilan normal, daerah limfa membesar hingga 50% dibandingkan dengan selama trimester pertama
12)  Darah dan pembekuan darah
13)  System pernafasan
Selama kehasmilan diafragma terangkat sekitar 4 cm
14)  Sistem persyarafan
Sepanjang kehamilan banyak wanita yang mengeluhkan adanya masalah dengan pemusatan pikiran, perhatian dan daya ingat
c.    Perubahan adaptasi psikologis pada trimester I, II dan III (Yuni Fitriani, 2018 : 96)
1)    Perubahan adaptasi psikologis trimester I
Pada ibu hamil trimester I seringkali terjadi fluktuasi aspek emosional, sehingga periode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya pertengkeran atau rasa tidak nyaman.
2)    Adaptasi psikologis trimester II
Pada trimester II, fluktuasi emosional sudah meredah dan perhatian ibu hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan dengan bayi yang dikandungnya.
3)    Adaptasi psikologis trimester III
Trimester III merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya.
2.    Tinjauan Tentang Pengetahuan
a.     Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pengindraan, penciuman, rasa dan raba dengan dii sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu :
1)     Pengetahuan secara formal
Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui tingkat pembelajaran dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
2)    Pengetahuan secara non formal
Pengetahuan informal adalah penegtahuan yang didapat dari luar lingkup sekolah. Pengetahuan ini dapat di peroleh dari media elektronik  dan media masa yang memberikan pengetahuan.
a)    Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :

(1)  Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, pada tingkatan ini recall (mengangkat kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari dan diterima.Oleh sebab itu, tingkatan ini adalah yang paling rendah.
(2)  Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginteprestasikan materi tersebut secara benar tentang obyek dan dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
(3)  Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak dan situasi yang lain.

(4)  Analisis
Analisis adalah  kemampuan seseorang untuk menjabarkan suatu obyek ke dalam komponen-komponen, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi yang menandakan bahwa seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan,atau memisahka, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
(5)  Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum dan meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimilikinya.Kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada.
(6)  Penilaian (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap sesuatu materi.Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakn kriterian yang sudah ada.
Fakto-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Fotriani (2015 : 12) berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
(a)    Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan luar hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi seseorang akan mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.
a)    Media masa/informasi
Informasi adalah suatu yang dapat diketahui, namun adapula menekan informasi sebagai suatu tekhnik untuk mengumpulkan, menyiapkan, meyimak, memanipulasi dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (undang-undang tekhnologi informasi)
(b)   Pekerjaan
Seseorang yang bekerja disektor formal memiliki akses yang lebih baik, terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan
(c)  Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikan, seseorang yang akan bertambah pengetahuannya walaupun tadak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas  yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
(d)  Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada didalam lingkungan tersebut.
(e)  Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu
(f)   Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan ingin diperoleh semakin banyak.
3.    Tinjauan Umum Tentang Tekhnik Meneran
Tekhnik meneran yang benar adalah suatu posisi yang nyaman (setangah duduk, jongkok, berdiri dan miring ke kiri) bagi ibu bersalin yang dapat membantu kemajuan persalinan dimana diafragma dan otot-otot dinding abdomen berkontraksi yang meningkatkan tekanan intra unterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar (Ina Kuswanti, 2014 : 84)
Posisi meneran pada saat persalinan sangat mempengaruhi terjadinya robekan pada jalan lahir (rupture perineum) terutama bias terjadi pada primipara tetapi bisa juga terjadi pada multipara bahkan bias juga terjadi pada grande multi. Penyebabnya adalah bisa juga dikarenakan berat badan bayi yang besar, perineum atau jalan lahir yang kaku/tegang, kurangnya mendapat tahanan yang kuat pada perineum saat kepala keluar pintu, atau bias juga posisi ibu yang salah pada saat meneran, serta bias juga persalinan dengan bantuan alat vacuum.(Candra Wahyuni, 2017)
Perineum adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Perineum merupakan daerah tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Perineum menegang saat persalinan kadang perlu di potong (episiotomy) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah robekan.Rupture perineum adalah robeknya perineum pada saat janin lahir. Berbeda dengan episiotomy, robekan ini sifatnya traumatic karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat janin lewat (Ina Kuswanti, 2014 : 85)
Menurut Marmin penyebab robekan perineun salah satunya dari tekhnik meneran secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk bila pembukaan sudah lengkap dan refleks ferguson telah terjadi. Ibu harus didukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan dorongan dan memang ingin mengejan. Ibu mungkin merasa dapat meneran secara lebih efektif pada posisi tertentu. Beberapa cara yang dapat dilakukan dala memimpin ibu bersalin melakukan meneran untuk mencegah terjadinya rupture perineum, diantaranya :
a.    Menganjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.
b.    Tidak menganjurkan ibu untuk menahan nafas pada saat meneran.
c.    Mungkin ibu akan merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, menarik lutut kearah ibu dan menempelkan dagu kedada.
d.    Menganjurkan ibu untuk tidak mengangka bokong saat meneran.
Macam-macam posisi meneran menurut Sumarah dkk (2008), meliputi :
(a)  Duduk atau setengah duduk
Posisi duduk atau setengah duduk, seringkali nyaman bagi ibu dan ibu bias istrahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntunga dari posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi. Bagi bidan lebih  udahuntuk membimbing kelahiran kepala bayi dan memperhatikan perineum.

(b)  Merangkak
Posisisi merangkak seringkali merupakan posisi yan baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan.Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dengan peregangan minimal pada perineum.
(c) Jongkok atau berdiri
Posisi jongkok atau bersiri dapat mepercepat kala I persalnan dan mengurangi rasa nyeri yang hebat.Selain itu juga dapat membantu penurunan kepala bayi.Namun posisi ini berisiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).
(d)  Berbaring miring kiri
Posisi dengan berbaring miring ke kiridapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak terganggu.seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kesalahan karena ibu bisa beristrahat dengan mudah diantara kontraksi.Posisi ini juga bisa membantu mencegah laserasi perineum.
(e)  Posisi terlentang (Supine)
Pada posisi terlentang dapat menyebabkan hipotensi dapat beresiko terjadinya syok dan berkurangnya suplayoksigen dalam sirkulasi uteroplacenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin, rasa nyeri yang bertambah, kemajuan persalinan bertambah lama, ibu mengalami gangguan untuk bernafas, buang air kecil terganggu, mobilisasi ibu kurang bebas, ibu kurang semangat, resiko laserasi jalan lahir bertambah, dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung. (Nurmalika, 2013)
Pada ibu yang terjadi rupture perineum saat bersalin, dikarenakan ibu dengan tekhnik meneran yang salah, hal ini dapat terjadi juga pada ibu primigravida dan bayi besar. Pada ibu dengan tidak terjadi rupture perineum di dapatkan pada ibu yang melakukan tekhnik meneran dengan benar, ibu dengan kehamilan multipara dan grande multi para.  (Safrita. A, 2013)
Ibu dipimpin meneran saat ada his atau kontraksi rahim, dan istrahat bila tidak ada his.Selain subocciput dibawah simpisis, ibu dianjurkan untuk berhenti meneran karena lahirnya kepala harus pelan-pelan agar perineum tidak robek. Pimpinan meneran pad aibu bersalin yang tidak sesuai dengan munculnya his dan lahirnya kepala dapat mengakibatkan laserasi perineum hingga derajat III dan IV (Sarwono, 2014 : 289).
Menurut Prawirohardjo (2014), dampak dari tidak dilaksanakannya penanganan segera untuk kejadian rupture perineum maka akan menyebabkan ibu mengalami perdarahan yang hebat dengan jumlah perdarahan 500 ml, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik pada ibu postpartum. (Masmuni. W, 2018)
a.    Kerangka Konsep
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu (Notoadmojo, 2014).
Meneran merupakan reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul, rasa tertekan atau gerakan bayi jauh didalam panggul yang menyebabkan keinginan yang tak tertahan untuk meneran yang merupakan karakteristik dari keinginan meneran.Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak (Catur Setyorini,Elviandari Utami 2016 : 13).
Menurut (Saifuddin, 2002) dalam (Aspiani, 2017) menjelaskan bahwa kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adlah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan. (Weni Rizkiyani, 2017).

Tekhnik meneran yang benar
(X2)


Pengetahuan ibu hamil trimester III
(X1)
Gambar 2.1
                                                  


                   Independen 1                                                    Independen 2
Keterangan               :
                                         :           Variabel yang diteliti











BAB III
METODE PENELITIAN
A.   Jenis Penelitian dan Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakkan deskriptif dengan pendekatan survey, untuk menggambarkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau tahun 2018.
B.   Jenis Data, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
1.    Jenis Data
Jenis data, yaitu jenis atau macam-macam data yang sesuai dan di perlukan dalam penelitian yaitu :
a.    Data Primer, adalah data yang di dapat langsung dari responden yakni ibu hamil trimester III
b.    Data Sekunder,adalah data yang di dapat dari dokumen, laporan, rekam medik, ruangan ANC, internet dan jurnal kesehatan
2.    Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah data tentang banyaknya ibu hamil trimester III yang ada di BLUD RSUD Kota Baubau tahun 2018 tentang tekhnik meneran yang benar.

3.    Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.    Observasi( pengamatan ), merupakan suatu prosedur yang terencana meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang ada kaitannya dengan  masalah yang akan di teliti.
b.    Kuesioner,merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden untuk dijawab.
c.    Wawancara,adalah cara mengumpulkan data untuk memperoleh keterangan dengan cara melakukan tanya jawab dengan ibu hamil trimester III mengenai pengetahuan tentang tekhnik meneran yang benar
C.   Populasi Dan Sampel
1.    Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan banyaknya ibu hamil trimester III di BLUD RSUD Kota Baubau periode bulan Januari sampai Desember 2018 sebanyak 75 ibu hamil trimester III.

2.    Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan bisa mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik total sampling. Total sampling adalah tekhnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono 2004 : 73). Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III pada periode bulan Julii sampai Agustustahun 2019 di BLUD RSUD Kota Baubau.
D.   Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Kriteria Objektif
1.    Pengetahuan
a.    Definisi Operasional
Pengetahuan adalah hasil “tahu” danterjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Adapun pengetahuan yang dimaksud disini yaitu wawasan yang dimiliki ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar yang diperoleh dari jawaban kuisioner.
b.    Kriteria Objektif
Baik              : Jika responden mampu menjawab dengan benar
76-100% pertanyaan yang diajukan

Cukup                        : Bila responden mampu menjawab dengan benar
56% pertanyaan yang diajukan
Kurang           : Bila responden mampu menjawab dengan benar
<56% pertanyaan yang diajukan
Kriteria penelitian dengan skala Guttmandengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan, untuk setiap pernyataan diberikan skor 1 (satu) jika respondent menjawab ya dan nilai 0 (nol) jika respondent menjawab tidak.
                        Dengan menggunakan rumus interval :
                        I =
Keterangan   :
I           = Interval
R         = Range / kisaran (100-0=100%)
Maka  :
Skor tertinggi = 1x10=(100%)
Skor terendah = 0x10=0 (0%)
I=
I= =50



3.    Metode Analisa Dan Pengolaan Data
1.    Metode Analisa
Analisis univariat ini digunakan untuk menggambarkan tiap variable dari hasil penelitian. Analisis univariat ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yaitu distribusi dan presentase dari variabel pengetahuan ibu hamil trimester III.
2.    Pengolahan Data
Setelah data terkumpul kemudian diolah menggunakan komputer dan SPSS 21.
Rancangan analisis data hasil penelitian di rumuskan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Editing atau mengedit data, bertujuan mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuain antara kriteria data yang di perlukan untuk menguji hipotesis atau “menjawab” tujuan penelitian.
b.    Coding atau kegiatan kode numeric pada data terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat di perlukan terutama dalam rangka pengolahan data ,baik secara manual, menggunakan kalkulator, maupun dengan menggunakan computer.
c.    Skoring tahapan ini di lakukan setelah di tetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau observasi dapat di berikan skor.
d.    Processing setelah semua isian terisi dan benar, langkah selanjutnya memproses data agar dapat di analisa. Proses data di lakukan dengan cara mengentry data dari hasil kuesioner ke dalam computer.
e.     Entry, memasukkan data yang di beri skor ke dalam komputer seperti ke dalam program excel dan program SPSS.
f.     Clearing yaitu kegiatan pengecekkan kembali data-data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. (Riyanto Ahmad, 2011 : 30).
4.    Lokasi Dan Waktu Penelitian
a.    Lokasi penelitian
Lokasi penelitian berada di BLUD RSUD Kota Baubau.Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena menemuka masalah tentang rendahnya pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar.
b.    Waktu penelitian
Waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2019 berlangsung selama 4 minggu di BLUD RSUD Kota Baubau tahun 2019.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan di sajikan data hasil penelitian yang telah di peroleh dan di bahas. Penelitian ini di laksanakan di BLUD RSUD Kota Baubau, dengan Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau.
Sampel yang di gunakan sebanyak 75 orang ibu hamil trimester III menggunakan total samplingyang di teliti dan di jadikan sebagai responden, penelitian ini menggunakan satu jenis variabel yaitu variabel independen. Data di analisis menggunakan analisa atau uji univariat yaitu cara menganalisis variabel penelitian yang diteliti secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di BLUD RSUD Kota Baubau pada bulan Juli tahun 2019, setelah data primer di ambil dengan cara pengisian kuisioner kemudian di lakukan pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistic Package For The Science) fersi 21. Kemudian hasil penelitian ini di sajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :



a.    Pengetahuan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil  Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar
Di BLUDRSUDKota Baubau Tahun 2019

No

Pengetahuan
Frekuensi
N
(%)
1
Baik
11
14,7%
2
Cukup
29
38,7%
3
Kurang
35
46,7%
Total
75
100%
Sumber : Data primer peneliti yang diolah, 2019          
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 75 responden ibu hamil trimester III yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 11 orang dengan persentase (14,7%), kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang sebanyak 35 dengan persentase (46,7%).






b.    Pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil Trimester III Di BLUD RSUD KOTA
Baubau Tahun 2019

No

Pendidikan
Frekuensi
N
%
1
Tidak sekolah
17
22,6%
2
SD-SMP
28
37,3%
3
SMA
21
28%
4
Perguruan Tinggi
9
12%
Total
75
100%
Sumber : Data primer peneliti yang diolah, 2019
            Berdasarkan aria 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 75 responden ibu hamil trimester III dengankategori pendidikan, yang tidak sekolah yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase (22,6%), kategori SD/SMP yaitu sebanyak 28 dengan persentase (37,3%),  kategori SMA sebanyak 21 orang dengan persentase (28%) dan kategori perguruan tinggi sebanyak 9 orang dengan persentase (12%).



B.   Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di sajikan pada aria distribusi frekuensi studi pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019, maka dapat di jelaskan berdasarkan  tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa 75 responden ibu hamil trimester III yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 11 orang dengan persentase (14,7%), kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang sebanyak 35 orang dengan persentase (46,7%).
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pengindraan, penciuman, rasa dan raba dengan dii sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
Dari hasil penelitian tersebut kita dapat melihat bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III  tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019 sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup dan sebagian besar lainnya mempunyai pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang tekhnik meneran yang benar seperti membaca buku, literature ,bertanya ke tenaga kesehatan ataupun dokter spesialis kandungan dan mengakses informasi yang berhubungan
dengan tekhnik meneran yang benar. Hal ini di dukung oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan atau domain kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010)










 BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019, maka dapat di simpulkan bahwa ibu hamil trimester III di BLUD RSUD Kota Baubau mayoritas yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang tekhnik meneran yang benar yaitu sebanyak 35 orang dengan persentase (46,7%) dan memiliki pendidikan yang mayoritas adalah SD/SMP sebanyak 28 orang dengan persentase (37,7%) dari jumlah keseluruhan responden yaitu 75 orang ibu hamil trimester III.
B.   Saran
1.      Bagi Ibu Hamil Trimester III
Dapat memperluas pengetahuan tentang tekhnik meneran yang benar sehingga ibu hamil trimester III tidak hanya sekedar tahu tapi mampu mengingat, menjelaskan serta menyebutkan tentang tekhnik meneran yang benar.
2.    Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan masukkan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil melalui penyuluhan-penyuluhan khususnya tentang tekhnik meneran yang benar.
3.    Bagi Program Studi D-III Kebidanan
Diharapkan hasil penelitia ini ari menambah kepustakaan, yang mampu dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswi kebidanan untuk mengetahui dan menjadi bahan literature atau referensi dalam penelitian selanjutnya.
4.    Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat mengembangkan variabel penelitian sehingga didapatklan hasil yang lebih baik, mengembangkan karakteristik responden penelitian agar lebih dapat menggambarkan hasil penelitian,pengumpulan datanya menggunakan kuisioner terbuka supaya hasilnya lebih bagus lagi dan bahasa ilmiah dalam kesehatan lebih baik tidak digunakan supaya hasilnya lebih valid.













STUDI PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKHNIK MENERAN YANG BENAR DI BLUD
RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2019


KARYA TULIS ILMIAH
Di AjukanSebagai Salah SatuSyaratDalamMenyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan

Oleh :
AYNUN JULIA ANDINI
AK 160002

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK BAUBAU
2019
STUDI PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKHNIK MENERAN YANG BENAR DI BLUD
RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2019





KARYA TULIS ILMIAH
Di AjukanSebagai Salah SatuSyaratDalamMenyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan


Oleh :
AYNUN JULIA ANDINI
AK 160002


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK BAUBAU
               2019

 















 









ABSTRAK
AYNUN JULIA ANDINI “Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018” di bimbing oleh Dahniar Dahlan dan Abdul Malik.

Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak karena hal seperti ini merupakan tekhnik meneran yang salah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif survey artinya penelitian yang di lakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi dalam suatu populasi tertentu , teknik sampling yang di gunakan yaitu sebesar 75 responden ibu hamil trimester III.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 75 responden bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar sebanyak 11 orang dengan persentase (14,7%) adalah kategori baik, kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang sebanyak 35 orang dengan persentase (46,7%).

Kata kunci : pengetahuan ibu hamil trimester III,tekhnik meneran yang benar.
           








ABSTRACT
AYNUN JULIA ANDINI “The Study Of Knowledge Of Third Trimester Pregnant Woman About The Correct Straining  Techniques atBLUD RSUD Baubau City 2018” guide by Dahniar Dahlan and Abdul Malik.

Straining techniques that are good useful for reducing the occurrence of uterine rupture, avoiding swelling avoiding swelling at cervix, maternal energy is not wasted, providing flexibility for the mother during labor and can also reduce the occurrence of asphyxia in the fetus. As for the things that need to be avoided when straining like lifting your buttocks, straining before the command from a midwife and shout because something like this is a wrong straining technique.

This study aims to determine the study of knowledge of third trimester pregnant woman about correct straining techniques at BLUD RSUD Baubau City 2018. The method used is the descriptive survey method, meaning that research is carried out on a set of objects that usally aim to see a picture of phenomena that occur in a particular population, the sampling technique used was 75 respondents in the third trimester of pregnancy.

The results of this study showed that of 75 respondents about third trimester pregnant women about straining techniques that actually numbered 11 people with a percentage (14.7%) were good categories, 29 people categories were enough with percentages (38.7%) and less categories as many 35 people with a percentage (46.7%).

Key word : Knowledge Of Third Trimester Pregnant Woman, Correct Straining Techniques.



KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, penulis panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah serta kasihIlmiah dengan judul “Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau 2019yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan Politeknik Baubau.
Dalam penyusunan Proposal ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan baik.
Terimakasih kepada ibu Dahniar Dahlan, S.ST.,M.Keb selaku pembimbing I dan Bapak Abdul Malik, S.E.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan sumbangan pikirannya dalam memberikan arahan kepada penulis dari awal hingga selesainya penyusunan proposal ini. Selama penyusunan proposal  tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik moril maupun materi sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

Oleh karena itu, dengan ucapan terima  kasih yang sebesar besarnya kepada :
    1.        Bapak Muhammad Risal Tawil, M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Kesehatan Nasional Baubau.
    2.        Bapak Sapril, SKM.,M.Sc, selaku Direktur Politeknik Baubau.
    3.        Segenap dosen dan staf Diploma III Kebidanan Politeknik Baubau yang telah membekali ilmu pengetahuan dan bimbingan selama peneliti mengikuti pendidikan.
    4.        Teristimewa kepada Ayahanda tercinta “Ansa Bine, SH” dan ibunda tersayang ”Nur Alam, S.Ip” yang telah melahirkan, mendidik,dan membimbing penulis menjadi sosok anak yang kuat dan sabar. Terimakasih atas dukungan moril serta materinya yang tak terhitung jumlahnya dan doa yang tiada henti serta limpahan kasih sayang yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan.
    5.        Terimakasih kepada Adikku tersayang “Farhan valen” yang selalu ada kapanpun saya membutuhkan baik dukungan doa, moril, materi dan semangat.
    6.        Terimakasih kepada saudara atau sahabat saya “Risky Dwi, Irwilyana Fitriani, Diana, Dian Setiadi’’ yang selalu mendukung dan selalu ada untuk saya.
    7.        Seluruh teman-teman mahasiswa Diploma III Kebidanan Politeknik Baubau Angkatan 2016 Khususnya teman-teman tersayang kelas A.16 terima  kasih untuk dukungan dan waktu kebersamaannya.
            Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak Amin Ya Rabbal’ Alamin.
Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

                                                                                    Baubau, 27Agustus 2019

                                                                                      Aynun Julia Andini









AB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Meneran merupakan reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul, rasa tertekan atau gerakan bayi jauh didalam panggul yang menyebabkan keinginan yang tak tertahan untuk meneran yang merupakan karakteristik dari keinginan meneran.Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak (Catur Setyorini,Elviandari Utami 2016 : 13).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di sebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin atau 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. Selama kurun waktu 25 tahun yaitu 1990 sampai dengan 2015, WHO memperkirakan 10,7 juta perempuan telah meninggal karena melahirkan. Pada tahun 2015, sebanyak 303.000 kematian ibu terjadi di seluruh dunia.Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan masalah kesehatan yang serius di Negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO), tahun 2014 beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).
Indikator ini tidak hanya mampu menilai pogram kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksestabilitas maupun kualitas.Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antara Sensus (SPUAS) 2015. (Profil Kesehatan Indonesia, 2016)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun2013.Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan wilayah tetangga.Ditahun 2000, Kementrian Kesehatan RI memperkuat strategi investasi sector kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. (Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2016)
Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan oleh perdarahan, penyabab lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris, post sc, sesak nafas, sesak nafas post sc, dekompensasi cordis, plasenta previa, komplikasi TBC, gondok, gondok beracun, TBC). Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi, pengaruh budaya, rendahnya kunjungan ke tenaga kesehatan selama hamil, keterlambatan merujuk, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, atau terlambat mendapat perolongan yang dapat menyebabkan kematian. (Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 : 61)
Bila mengacu pada target provinsi tahun 2017 (74%), cakupan K4 provinsi Sulawesi tenggara rata-rata blum mencapai target. Tercatat 10 daerah yang mencapai target tersebut. Kota Kendari merupakan daerah dengan cakupan tertinggi sebesar 97,90% sedangkan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Kolaka Timur yang hanya mencapai 47,71%. Peningkatan cakupan K4 diharapkan dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi (Profil Kesehatan Sultra, 2017).
Berdasarkan studi awal yang dilakukan di BLUD RSUD Kota Baubau, diperoleh data jumlah ibu hamil trimester I sampai dengan trimester III pada periode Januari sampai dengan Desember 2018 adalah 75 ibu hamil yang melakukan kunjungan (BLUD RSUD Kota Baubau, 2018)
Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 ditemukan kasus penyebab dari tekhnik meneran yang kurang benar sebesar 20,8% dengan sebagian besar adalah rupture perineum.
 Dari hasil observasi yang dilakukan di BLUD RSUD Kota Baubau diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil terutama ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang baik masih kurang, berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Studi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau”
B.   Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.    Identifikasi
Di BLUD RSUD Kota Baubau yang mengetahui tentang tekhnik meneran yang benar adalah 75 ibu hamil.
Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin.Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak.
2.    Perumusan masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
a.    Sejauh mana pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar ?
b.    Bagaimana tekhnik meneran yang benar  pada ibu hamil trimester III ?
c.    Mengapa ibu hamil trimester III harus mengetahui tentang tekhnik meneran yang benar ?


C.   TUJUAN PENELITIAN
1.    Tujuan Umum
Mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau 2018.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar
b.    Mengetahui bagaimana tekhnik meneran yang benar untuk ibu hamil trimester III
c.    Mengetahui mengapa ibu hamil trimester III harus tahu tentang tekhnik meneran yang benar
D.   MANFAAT PENELITIAN
1.    Praktis
a.    Manfaat bagi praktisi
Merupakan pengalaman yang berharga bagi peneliti serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penelitiannya khususnya riset kebidanan serta mampu mengaplikasikan teori khususnya dalam metodelogi penelitian.
b.    Manfaat bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah kepustakaan ,yang mampu dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswi kebidanan untuk mengetahui dan menjadi bahan literatur atau referensi dalam penelitian selanjutnya.
2.    Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi dalam menambah pengetahuan serta wawasan yang berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil terhadapat tekhnik meneran yang benar sebagai bahan informasi dan bahan kajian penelitian selanjutnya.



 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Tinjauan Teori
1.    Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
a.    Definisi kehamilan
Menurut (Saifuddin, 2009) dalam Walyani, 2015) menjelaskan bahwa kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan di bagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua berlangsung dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke tiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 (Weni Rizkiyana, 2017)
Menurut (Saifuddin, 2002) dalam (Aspiani, 2017) menjelaskan bahwa kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan. (Weni Rizkiyani, 2017)
Tanda dan gejala kehamilan (Yuni Fitriani, 2018 : 39).
1)     Tanda dan gejala kehamilan pasti, antara lain :
a)     Ibu merasakan gerakan yang kuat didalam perutnya
b)     Bayi dapat dirasakan didalamrahim
c)     Denyut jantung bayi dapat didengar
d)     Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil
2)     Tanda dan gejala kehamilan tidak pasti (Yuni Fitriani, 2018:42).
a)     Ibu tidak menstruasi
b)     Mual atau ingin muntah
c)     Payudara menjadi peka
d)     Ada bercak dank ram perut
e)     Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari
f)      Sakit kepala
g)     Ibu sering berkemih
h)     Sembelit
i)       Sering eludah
j)       Temperature basal tubuh naik
k)     Ngidam
l)       Perut ibu membesar

3)     Tanda dan gejala kehamilan palsu(Pseudocyesis)
Pseudocyesis (kehamilan palsu) adalah keyakinan bahwa seorang wanita sedang hamil namun sebenarnya ia tidak hamil. Wanita yang mengalami pseudocyesisakan merasakan sebagian besar, atau bahkan tanda-tanda dan gejala kehamilan. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, dokter menduga bahwa factor psikologislah yang mungkin menjadi penyebab tubuh untuk “berpikir” bahwa ia hamil.
Tanda-tanda kehamilan palsu dapat berlangsung beberapa minggu, sembilan bulan atau beberapa tahun. Adapun tanda-tanda kehamilan palsu :
a)     Gangguan menstruasi
b)     Perut bertumbuh
c)     Payudara membesar dan mengencang, perubahan pada putting dan produksi ASI
d)     Merasakan pergerakkan janin
e)     Mual dan muntah
f)      Kenaikkan berat badan
a.    Diagnostic kehamilan Pemeriksaan tes kehamilan
Pemeriksaan diagnostic kehamilan ini antara lain dapat dilakukan dilaboratorium dan pemeriksaan dengan USG.

1)    Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi tes urin dan tes darah.
2)    Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) mungkin akan menjadi salah satu pemeriksaan yang paling menyenangkan selama masa kehamilan, sebab ibu dan pasnagan dapat melihat bayi yang sedang tumbuh didalam Rahim. Pemeriksaan tersebut juga merupakan alat yang berguna untuk mendapatkan infrmasi detail dari perkembangan janin. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya bagi ibu maupun si bayi.Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah sering diteliti dan terbukti tidak pernah ditemukan masalah.
b.    Perubahan adaptasi fisiologis pada ibu hamil di trimester I, II dan III
Selama kehamilan terjadi adptasi anatomis, fisiologis dan biokimia yang mencolok, banyak perubahan dimulai setelah pembuahan dan berlanjut selama kehamilan dan sebagian besar terjadi sebagai respon terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta.
Perubahan yang terjadi selama kehamilan :
1)     Sistem reproduksi
a)    Uterus
b)    Susunan sel otot
c)    Ukuran, bentuk dan posisi uterus
d)    Kontraktilitas
e)    Aliran darah uteroplasenta
f)     Regulasi aliran darah uteroplasenta
g)    Serviks
h)   Tuba uterin
i)     Vagina dan perineum
2)     Payudara
          Pada minggu-minggu pertama awal kehamilan, wanita sering merasakan parestesia dan nyeri payudara.
3)     Sistem endokrin
a)     Aliran darah ke kulit
b)     Dinding abdomen
c)     Hyperpigmentasi
d)     Perubahan vascular
4)     Sistem perkemihan
a)     Ginjal
b)     Ureter
c)     Kandung kemih
5)     Sistem pencernaan
Seiring dengan kemajuan masa kehamilan, lambung dan usus tergeser oleh uterus yang terus membesar.
6)     Sistem musculoskeletal
Lordosis progresif adalah gambaran khas kehamilan normal
7)     Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi mengalami adaptasi fisiologis yang besar
8)     Sistem integument
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya.
9)     Perubahan metabolic
Sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan janin dan plasenta yang tumbuh pesat, wanita hamil mengalami perubahan-perubahan metabolic yang besar dan intens.
10)  Berat badan dan tinggi badan
Setiap wanita hamil mengalami perubahan berat yang berarti, janin juga tumbuh dan berkembang
11)  Limfa
Menjelang akhir kehamilan normal, daerah limfa membesar hingga 50% dibandingkan dengan selama trimester pertama
12)  Darah dan pembekuan darah
13)  System pernafasan
Selama kehasmilan diafragma terangkat sekitar 4 cm
14)  Sistem persyarafan
Sepanjang kehamilan banyak wanita yang mengeluhkan adanya masalah dengan pemusatan pikiran, perhatian dan daya ingat
c.    Perubahan adaptasi psikologis pada trimester I, II dan III (Yuni Fitriani, 2018 : 96)
1)    Perubahan adaptasi psikologis trimester I
Pada ibu hamil trimester I seringkali terjadi fluktuasi aspek emosional, sehingga periode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya pertengkeran atau rasa tidak nyaman.
2)    Adaptasi psikologis trimester II
Pada trimester II, fluktuasi emosional sudah meredah dan perhatian ibu hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan dengan bayi yang dikandungnya.
3)    Adaptasi psikologis trimester III
Trimester III merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya.
2.    Tinjauan Tentang Pengetahuan
a.     Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pengindraan, penciuman, rasa dan raba dengan dii sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu :
1)     Pengetahuan secara formal
Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui tingkat pembelajaran dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
2)    Pengetahuan secara non formal
Pengetahuan informal adalah penegtahuan yang didapat dari luar lingkup sekolah. Pengetahuan ini dapat di peroleh dari media elektronik  dan media masa yang memberikan pengetahuan.
a)    Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :

(1)  Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, pada tingkatan ini recall (mengangkat kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari dan diterima.Oleh sebab itu, tingkatan ini adalah yang paling rendah.
(2)  Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginteprestasikan materi tersebut secara benar tentang obyek dan dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
(3)  Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak dan situasi yang lain.

(4)  Analisis
Analisis adalah  kemampuan seseorang untuk menjabarkan suatu obyek ke dalam komponen-komponen, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi yang menandakan bahwa seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan,atau memisahka, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
(5)  Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum dan meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimilikinya.Kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada.
(6)  Penilaian (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap sesuatu materi.Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakn kriterian yang sudah ada.
Fakto-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Fotriani (2015 : 12) berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
(a)    Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan luar hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi seseorang akan mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.
a)    Media masa/informasi
Informasi adalah suatu yang dapat diketahui, namun adapula menekan informasi sebagai suatu tekhnik untuk mengumpulkan, menyiapkan, meyimak, memanipulasi dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (undang-undang tekhnologi informasi)
(b)   Pekerjaan
Seseorang yang bekerja disektor formal memiliki akses yang lebih baik, terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan
(c)  Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikan, seseorang yang akan bertambah pengetahuannya walaupun tadak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas  yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
(d)  Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada didalam lingkungan tersebut.
(e)  Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu
(f)   Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan ingin diperoleh semakin banyak.
3.    Tinjauan Umum Tentang Tekhnik Meneran
Tekhnik meneran yang benar adalah suatu posisi yang nyaman (setangah duduk, jongkok, berdiri dan miring ke kiri) bagi ibu bersalin yang dapat membantu kemajuan persalinan dimana diafragma dan otot-otot dinding abdomen berkontraksi yang meningkatkan tekanan intra unterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar (Ina Kuswanti, 2014 : 84)
Posisi meneran pada saat persalinan sangat mempengaruhi terjadinya robekan pada jalan lahir (rupture perineum) terutama bias terjadi pada primipara tetapi bisa juga terjadi pada multipara bahkan bias juga terjadi pada grande multi. Penyebabnya adalah bisa juga dikarenakan berat badan bayi yang besar, perineum atau jalan lahir yang kaku/tegang, kurangnya mendapat tahanan yang kuat pada perineum saat kepala keluar pintu, atau bias juga posisi ibu yang salah pada saat meneran, serta bias juga persalinan dengan bantuan alat vacuum.(Candra Wahyuni, 2017)
Perineum adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Perineum merupakan daerah tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Perineum menegang saat persalinan kadang perlu di potong (episiotomy) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah robekan.Rupture perineum adalah robeknya perineum pada saat janin lahir. Berbeda dengan episiotomy, robekan ini sifatnya traumatic karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat janin lewat (Ina Kuswanti, 2014 : 85)
Menurut Marmin penyebab robekan perineun salah satunya dari tekhnik meneran secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk bila pembukaan sudah lengkap dan refleks ferguson telah terjadi. Ibu harus didukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan dorongan dan memang ingin mengejan. Ibu mungkin merasa dapat meneran secara lebih efektif pada posisi tertentu. Beberapa cara yang dapat dilakukan dala memimpin ibu bersalin melakukan meneran untuk mencegah terjadinya rupture perineum, diantaranya :
a.    Menganjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.
b.    Tidak menganjurkan ibu untuk menahan nafas pada saat meneran.
c.    Mungkin ibu akan merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, menarik lutut kearah ibu dan menempelkan dagu kedada.
d.    Menganjurkan ibu untuk tidak mengangka bokong saat meneran.
Macam-macam posisi meneran menurut Sumarah dkk (2008), meliputi :
(a)  Duduk atau setengah duduk
Posisi duduk atau setengah duduk, seringkali nyaman bagi ibu dan ibu bias istrahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntunga dari posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi. Bagi bidan lebih  udahuntuk membimbing kelahiran kepala bayi dan memperhatikan perineum.

(b)  Merangkak
Posisisi merangkak seringkali merupakan posisi yan baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan.Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dengan peregangan minimal pada perineum.
(c) Jongkok atau berdiri
Posisi jongkok atau bersiri dapat mepercepat kala I persalnan dan mengurangi rasa nyeri yang hebat.Selain itu juga dapat membantu penurunan kepala bayi.Namun posisi ini berisiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).
(d)  Berbaring miring kiri
Posisi dengan berbaring miring ke kiridapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak terganggu.seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kesalahan karena ibu bisa beristrahat dengan mudah diantara kontraksi.Posisi ini juga bisa membantu mencegah laserasi perineum.
(e)  Posisi terlentang (Supine)
Pada posisi terlentang dapat menyebabkan hipotensi dapat beresiko terjadinya syok dan berkurangnya suplayoksigen dalam sirkulasi uteroplacenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin, rasa nyeri yang bertambah, kemajuan persalinan bertambah lama, ibu mengalami gangguan untuk bernafas, buang air kecil terganggu, mobilisasi ibu kurang bebas, ibu kurang semangat, resiko laserasi jalan lahir bertambah, dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung. (Nurmalika, 2013)
Pada ibu yang terjadi rupture perineum saat bersalin, dikarenakan ibu dengan tekhnik meneran yang salah, hal ini dapat terjadi juga pada ibu primigravida dan bayi besar. Pada ibu dengan tidak terjadi rupture perineum di dapatkan pada ibu yang melakukan tekhnik meneran dengan benar, ibu dengan kehamilan multipara dan grande multi para.  (Safrita. A, 2013)
Ibu dipimpin meneran saat ada his atau kontraksi rahim, dan istrahat bila tidak ada his.Selain subocciput dibawah simpisis, ibu dianjurkan untuk berhenti meneran karena lahirnya kepala harus pelan-pelan agar perineum tidak robek. Pimpinan meneran pad aibu bersalin yang tidak sesuai dengan munculnya his dan lahirnya kepala dapat mengakibatkan laserasi perineum hingga derajat III dan IV (Sarwono, 2014 : 289).
Menurut Prawirohardjo (2014), dampak dari tidak dilaksanakannya penanganan segera untuk kejadian rupture perineum maka akan menyebabkan ibu mengalami perdarahan yang hebat dengan jumlah perdarahan 500 ml, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik pada ibu postpartum. (Masmuni. W, 2018)
a.    Kerangka Konsep
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu (Notoadmojo, 2014).
Meneran merupakan reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul, rasa tertekan atau gerakan bayi jauh didalam panggul yang menyebabkan keinginan yang tak tertahan untuk meneran yang merupakan karakteristik dari keinginan meneran.Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan berteriak (Catur Setyorini,Elviandari Utami 2016 : 13).
Menurut (Saifuddin, 2002) dalam (Aspiani, 2017) menjelaskan bahwa kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adlah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan. (Weni Rizkiyani, 2017).

Tekhnik meneran yang benar
(X2)


Pengetahuan ibu hamil trimester III
(X1)
Gambar 2.1
                                                  


                   Independen 1                                                    Independen 2
Keterangan               :
                                         :           Variabel yang diteliti











BAB III
METODE PENELITIAN
A.   Jenis Penelitian dan Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakkan deskriptif dengan pendekatan survey, untuk menggambarkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau tahun 2018.
B.   Jenis Data, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
1.    Jenis Data
Jenis data, yaitu jenis atau macam-macam data yang sesuai dan di perlukan dalam penelitian yaitu :
a.    Data Primer, adalah data yang di dapat langsung dari responden yakni ibu hamil trimester III
b.    Data Sekunder,adalah data yang di dapat dari dokumen, laporan, rekam medik, ruangan ANC, internet dan jurnal kesehatan
2.    Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah data tentang banyaknya ibu hamil trimester III yang ada di BLUD RSUD Kota Baubau tahun 2018 tentang tekhnik meneran yang benar.

3.    Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.    Observasi( pengamatan ), merupakan suatu prosedur yang terencana meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang ada kaitannya dengan  masalah yang akan di teliti.
b.    Kuesioner,merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden untuk dijawab.
c.    Wawancara,adalah cara mengumpulkan data untuk memperoleh keterangan dengan cara melakukan tanya jawab dengan ibu hamil trimester III mengenai pengetahuan tentang tekhnik meneran yang benar
C.   Populasi Dan Sampel
1.    Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan banyaknya ibu hamil trimester III di BLUD RSUD Kota Baubau periode bulan Januari sampai Desember 2018 sebanyak 75 ibu hamil trimester III.

2.    Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan bisa mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik total sampling. Total sampling adalah tekhnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono 2004 : 73). Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III pada periode bulan Julii sampai Agustustahun 2019 di BLUD RSUD Kota Baubau.
D.   Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Kriteria Objektif
1.    Pengetahuan
a.    Definisi Operasional
Pengetahuan adalah hasil “tahu” danterjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Adapun pengetahuan yang dimaksud disini yaitu wawasan yang dimiliki ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar yang diperoleh dari jawaban kuisioner.
b.    Kriteria Objektif
Baik              : Jika responden mampu menjawab dengan benar
76-100% pertanyaan yang diajukan

Cukup                        : Bila responden mampu menjawab dengan benar
56% pertanyaan yang diajukan
Kurang           : Bila responden mampu menjawab dengan benar
<56% pertanyaan yang diajukan
Kriteria penelitian dengan skala Guttmandengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan, untuk setiap pernyataan diberikan skor 1 (satu) jika respondent menjawab ya dan nilai 0 (nol) jika respondent menjawab tidak.
                        Dengan menggunakan rumus interval :
                        I =
Keterangan   :
I           = Interval
R         = Range / kisaran (100-0=100%)
Maka  :
Skor tertinggi = 1x10=(100%)
Skor terendah = 0x10=0 (0%)
I=
I= =50



3.    Metode Analisa Dan Pengolaan Data
1.    Metode Analisa
Analisis univariat ini digunakan untuk menggambarkan tiap variable dari hasil penelitian. Analisis univariat ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yaitu distribusi dan presentase dari variabel pengetahuan ibu hamil trimester III.
2.    Pengolahan Data
Setelah data terkumpul kemudian diolah menggunakan komputer dan SPSS 21.
Rancangan analisis data hasil penelitian di rumuskan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Editing atau mengedit data, bertujuan mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuain antara kriteria data yang di perlukan untuk menguji hipotesis atau “menjawab” tujuan penelitian.
b.    Coding atau kegiatan kode numeric pada data terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat di perlukan terutama dalam rangka pengolahan data ,baik secara manual, menggunakan kalkulator, maupun dengan menggunakan computer.
c.    Skoring tahapan ini di lakukan setelah di tetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau observasi dapat di berikan skor.
d.    Processing setelah semua isian terisi dan benar, langkah selanjutnya memproses data agar dapat di analisa. Proses data di lakukan dengan cara mengentry data dari hasil kuesioner ke dalam computer.
e.     Entry, memasukkan data yang di beri skor ke dalam komputer seperti ke dalam program excel dan program SPSS.
f.     Clearing yaitu kegiatan pengecekkan kembali data-data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. (Riyanto Ahmad, 2011 : 30).
4.    Lokasi Dan Waktu Penelitian
a.    Lokasi penelitian
Lokasi penelitian berada di BLUD RSUD Kota Baubau.Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena menemuka masalah tentang rendahnya pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar.
b.    Waktu penelitian
Waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2019 berlangsung selama 4 minggu di BLUD RSUD Kota Baubau tahun 2019.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan di sajikan data hasil penelitian yang telah di peroleh dan di bahas. Penelitian ini di laksanakan di BLUD RSUD Kota Baubau, dengan Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau.
Sampel yang di gunakan sebanyak 75 orang ibu hamil trimester III menggunakan total samplingyang di teliti dan di jadikan sebagai responden, penelitian ini menggunakan satu jenis variabel yaitu variabel independen. Data di analisis menggunakan analisa atau uji univariat yaitu cara menganalisis variabel penelitian yang diteliti secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di BLUD RSUD Kota Baubau pada bulan Juli tahun 2019, setelah data primer di ambil dengan cara pengisian kuisioner kemudian di lakukan pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistic Package For The Science) fersi 21. Kemudian hasil penelitian ini di sajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :



a.    Pengetahuan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil  Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar
Di BLUDRSUDKota Baubau Tahun 2019

No

Pengetahuan
Frekuensi
N
(%)
1
Baik
11
14,7%
2
Cukup
29
38,7%
3
Kurang
35
46,7%
Total
75
100%
Sumber : Data primer peneliti yang diolah, 2019          
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 75 responden ibu hamil trimester III yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 11 orang dengan persentase (14,7%), kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang sebanyak 35 dengan persentase (46,7%).






b.    Pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil Trimester III Di BLUD RSUD KOTA
Baubau Tahun 2019

No

Pendidikan
Frekuensi
N
%
1
Tidak sekolah
17
22,6%
2
SD-SMP
28
37,3%
3
SMA
21
28%
4
Perguruan Tinggi
9
12%
Total
75
100%
Sumber : Data primer peneliti yang diolah, 2019
            Berdasarkan aria 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 75 responden ibu hamil trimester III dengankategori pendidikan, yang tidak sekolah yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase (22,6%), kategori SD/SMP yaitu sebanyak 28 dengan persentase (37,3%),  kategori SMA sebanyak 21 orang dengan persentase (28%) dan kategori perguruan tinggi sebanyak 9 orang dengan persentase (12%).



B.   Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di sajikan pada aria distribusi frekuensi studi pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019, maka dapat di jelaskan berdasarkan  tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa 75 responden ibu hamil trimester III yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 11 orang dengan persentase (14,7%), kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang sebanyak 35 orang dengan persentase (46,7%).
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pengindraan, penciuman, rasa dan raba dengan dii sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
Dari hasil penelitian tersebut kita dapat melihat bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III  tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019 sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup dan sebagian besar lainnya mempunyai pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang tekhnik meneran yang benar seperti membaca buku, literature ,bertanya ke tenaga kesehatan ataupun dokter spesialis kandungan dan mengakses informasi yang berhubungan
dengan tekhnik meneran yang benar. Hal ini di dukung oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan atau domain kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010)










 BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019, maka dapat di simpulkan bahwa ibu hamil trimester III di BLUD RSUD Kota Baubau mayoritas yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang tekhnik meneran yang benar yaitu sebanyak 35 orang dengan persentase (46,7%) dan memiliki pendidikan yang mayoritas adalah SD/SMP sebanyak 28 orang dengan persentase (37,7%) dari jumlah keseluruhan responden yaitu 75 orang ibu hamil trimester III.
B.   Saran
1.      Bagi Ibu Hamil Trimester III
Dapat memperluas pengetahuan tentang tekhnik meneran yang benar sehingga ibu hamil trimester III tidak hanya sekedar tahu tapi mampu mengingat, menjelaskan serta menyebutkan tentang tekhnik meneran yang benar.
2.    Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan masukkan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil melalui penyuluhan-penyuluhan khususnya tentang tekhnik meneran yang benar.
3.    Bagi Program Studi D-III Kebidanan
Diharapkan hasil penelitia ini ari menambah kepustakaan, yang mampu dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswi kebidanan untuk mengetahui dan menjadi bahan literature atau referensi dalam penelitian selanjutnya.
4.    Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat mengembangkan variabel penelitian sehingga didapatklan hasil yang lebih baik, mengembangkan karakteristik responden penelitian agar lebih dapat menggambarkan hasil penelitian,pengumpulan datanya menggunakan kuisioner terbuka supaya hasilnya lebih bagus lagi dan bahasa ilmiah dalam kesehatan lebih baik tidak digunakan supaya hasilnya lebih valid.











STUDI PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKHNIK MENERAN YANG BENAR DI BLUD RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2019
View detail
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | Redesigned :Tukang Toko Online
Copyright © 2011. desa darawa kecematan kaledupa selatan/amirullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger