AB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Meneran merupakan
reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul, rasa tertekan atau
gerakan bayi jauh didalam panggul yang menyebabkan keinginan yang tak tertahan
untuk meneran yang merupakan karakteristik dari keinginan meneran.Teknik
meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur uteri,
menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia,
memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat mengurangi
terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat
meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari bidan dan
berteriak (Catur Setyorini,Elviandari Utami 2016 : 13).
Mortalitas dan
morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara
berkembang. Di Negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di
sebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi masa
kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, jika
tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.Kematian ibu
adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin atau 42 hari
setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak
langsung terhadap persalinan. Selama kurun waktu 25 tahun yaitu 1990 sampai
dengan 2015, WHO memperkirakan 10,7 juta perempuan telah meninggal karena
melahirkan. Pada tahun 2015, sebanyak 303.000 kematian ibu terjadi di seluruh
dunia.Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan masalah kesehatan yang serius di
Negara berkembang. Menurut laporan World Health
Organization (WHO), tahun 2014 beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi
seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).
Indikator ini tidak
hanya mampu menilai pogram kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat
kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksestabilitas maupun kualitas.Penurunan AKI di
Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi
228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI
kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antara Sensus (SPUAS) 2015. (Profil
Kesehatan Indonesia, 2016)
Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun2013.Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup.Angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan wilayah
tetangga.Ditahun 2000, Kementrian Kesehatan RI memperkuat strategi investasi
sector kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi
Making Pregnancy Safer. (Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2016)
Kematian ibu di
Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan oleh perdarahan, penyabab
lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris, post sc, sesak nafas, sesak
nafas post sc, dekompensasi cordis, plasenta previa, komplikasi TBC, gondok,
gondok beracun, TBC). Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi,
pengaruh budaya, rendahnya kunjungan ke tenaga kesehatan selama hamil,
keterlambatan merujuk, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, atau
terlambat mendapat perolongan yang dapat menyebabkan kematian. (Profil
Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 : 61)
Bila mengacu pada
target provinsi tahun 2017 (74%), cakupan K4 provinsi Sulawesi tenggara
rata-rata blum mencapai target. Tercatat 10 daerah yang mencapai target
tersebut. Kota Kendari merupakan daerah dengan cakupan tertinggi sebesar 97,90%
sedangkan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Kolaka Timur yang hanya
mencapai 47,71%. Peningkatan cakupan K4 diharapkan dapat meningkatkan cakupan
persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi (Profil
Kesehatan Sultra, 2017).
Berdasarkan studi
awal yang dilakukan di BLUD RSUD Kota Baubau, diperoleh data jumlah ibu hamil
trimester I sampai dengan trimester III pada periode Januari sampai dengan
Desember 2018 adalah 75 ibu hamil yang melakukan kunjungan (BLUD RSUD Kota
Baubau, 2018)
Menurut profil Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 ditemukan kasus penyebab dari
tekhnik meneran yang kurang benar sebesar 20,8% dengan sebagian besar adalah
rupture perineum.
Dari hasil observasi yang dilakukan di BLUD
RSUD Kota Baubau diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil terutama ibu
hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang baik masih kurang, berdasarkan
latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Studi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar
di BLUD RSUD Kota Baubau”
B. Identifikasi
dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi
Di BLUD RSUD Kota Baubau yang mengetahui tentang
tekhnik meneran yang benar adalah 75 ibu hamil.
Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi
terjadinya ruptur uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu
tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan
juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada janin.Adapun hal-hal yang perlu
dihindari pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada
komando dari bidan dan berteriak.
2. Perumusan masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu :
a. Sejauh mana pengetahuan ibu hamil trimester III
tentang tekhnik meneran yang benar ?
b. Bagaimana tekhnik meneran yang benar pada ibu hamil trimester III ?
c. Mengapa ibu hamil trimester III harus mengetahui
tentang tekhnik meneran yang benar ?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
1. Tujuan
Umum
Mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu hamil
trimester III tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau 2018.
2. Tujuan
Khusus
a. Mengetahui
sejauh mana tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran
yang benar
b. Mengetahui
bagaimana tekhnik meneran yang benar untuk ibu hamil trimester III
c. Mengetahui
mengapa ibu hamil trimester III harus tahu tentang tekhnik meneran yang benar
D.
MANFAAT
PENELITIAN
1. Praktis
a. Manfaat
bagi praktisi
Merupakan pengalaman yang berharga bagi
peneliti serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penelitiannya
khususnya riset kebidanan serta mampu mengaplikasikan teori khususnya dalam
metodelogi penelitian.
b. Manfaat
bagi institusi
Hasil
penelitian ini diharapkan bisa menambah kepustakaan ,yang mampu dimanfaatkan
oleh dosen dan mahasiswi kebidanan untuk mengetahui dan menjadi bahan literatur
atau referensi dalam penelitian selanjutnya.
2. Teoritis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi dalam menambah
pengetahuan serta wawasan yang berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil
terhadapat tekhnik meneran yang benar sebagai bahan informasi dan bahan kajian
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
Teori
1. Tinjauan
Umum Tentang Kehamilan
a. Definisi kehamilan
Menurut (Saifuddin,
2009) dalam Walyani, 2015) menjelaskan bahwa kehamilan di definisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga kelahiran
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan
menurut kalender Internasional. Kehamilan di bagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua berlangsung dalam
15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke tiga 13 minggu, minggu
ke-28 hingga ke-40 (Weni Rizkiyana, 2017)
Menurut
(Saifuddin, 2002) dalam (Aspiani, 2017) menjelaskan bahwa kehamilan adalah masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan. (Weni Rizkiyani, 2017)
Tanda dan gejala
kehamilan (Yuni Fitriani, 2018 : 39).
1) Tanda dan gejala kehamilan pasti, antara lain :
a) Ibu merasakan gerakan yang kuat didalam perutnya
b) Bayi dapat dirasakan didalamrahim
c) Denyut jantung bayi dapat didengar
d) Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil
2) Tanda dan gejala kehamilan tidak pasti (Yuni Fitriani,
2018:42).
a) Ibu tidak menstruasi
b) Mual atau ingin muntah
c) Payudara menjadi peka
d) Ada bercak dank ram perut
e) Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari
f)
Sakit
kepala
g) Ibu sering berkemih
h) Sembelit
i)
Sering
eludah
j)
Temperature
basal tubuh naik
k) Ngidam
l)
Perut
ibu membesar
3) Tanda dan gejala kehamilan palsu(Pseudocyesis)
Pseudocyesis
(kehamilan palsu)
adalah keyakinan bahwa seorang wanita sedang hamil namun sebenarnya ia tidak
hamil. Wanita yang mengalami pseudocyesisakan
merasakan sebagian besar, atau bahkan tanda-tanda dan gejala kehamilan.
Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, dokter menduga bahwa factor
psikologislah yang mungkin menjadi penyebab tubuh untuk “berpikir” bahwa ia
hamil.
Tanda-tanda kehamilan palsu dapat berlangsung beberapa
minggu, sembilan bulan atau beberapa tahun. Adapun tanda-tanda kehamilan palsu
:
a) Gangguan menstruasi
b) Perut bertumbuh
c) Payudara membesar dan mengencang, perubahan pada
putting dan produksi ASI
d) Merasakan pergerakkan janin
e) Mual dan muntah
f)
Kenaikkan
berat badan
a. Diagnostic kehamilan Pemeriksaan tes kehamilan
Pemeriksaan diagnostic kehamilan ini antara lain
dapat dilakukan dilaboratorium dan pemeriksaan dengan USG.
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi tes urin dan tes darah.
2) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) mungkin akan
menjadi salah satu pemeriksaan yang paling menyenangkan selama masa kehamilan,
sebab ibu dan pasnagan dapat melihat bayi yang sedang tumbuh didalam Rahim.
Pemeriksaan tersebut juga merupakan alat yang berguna untuk mendapatkan
infrmasi detail dari perkembangan janin. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan
bahaya bagi ibu maupun si bayi.Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah
sering diteliti dan terbukti tidak pernah ditemukan masalah.
b. Perubahan adaptasi fisiologis pada ibu hamil di
trimester I, II dan III
Selama kehamilan terjadi adptasi anatomis, fisiologis
dan biokimia yang mencolok, banyak perubahan dimulai setelah pembuahan dan
berlanjut selama kehamilan dan sebagian besar terjadi sebagai respon terhadap
rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta.
Perubahan yang
terjadi selama kehamilan :
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
b) Susunan sel otot
c) Ukuran, bentuk dan posisi uterus
d) Kontraktilitas
e) Aliran darah uteroplasenta
f) Regulasi aliran darah uteroplasenta
g) Serviks
h) Tuba uterin
i) Vagina dan perineum
2) Payudara
Pada
minggu-minggu pertama awal kehamilan, wanita sering merasakan parestesia dan
nyeri payudara.
3) Sistem endokrin
a) Aliran darah ke kulit
b) Dinding abdomen
c) Hyperpigmentasi
d) Perubahan vascular
4) Sistem perkemihan
a) Ginjal
b) Ureter
c) Kandung kemih
5) Sistem pencernaan
Seiring dengan kemajuan masa kehamilan, lambung dan
usus tergeser oleh uterus yang terus membesar.
6) Sistem musculoskeletal
Lordosis
progresif adalah gambaran khas
kehamilan normal
7) Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi
mengalami adaptasi fisiologis yang besar
8) Sistem integument
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya.
9) Perubahan metabolic
Sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan janin
dan plasenta yang tumbuh pesat, wanita hamil mengalami perubahan-perubahan
metabolic yang besar dan intens.
10) Berat badan dan tinggi badan
Setiap wanita hamil mengalami perubahan berat yang
berarti, janin juga tumbuh dan berkembang
11) Limfa
Menjelang akhir kehamilan normal, daerah limfa
membesar hingga 50% dibandingkan dengan selama trimester pertama
12) Darah dan pembekuan darah
13) System pernafasan
Selama kehasmilan diafragma terangkat sekitar 4 cm
14) Sistem persyarafan
Sepanjang kehamilan banyak wanita yang mengeluhkan
adanya masalah dengan pemusatan pikiran, perhatian dan daya ingat
c. Perubahan adaptasi psikologis pada trimester I, II dan
III (Yuni Fitriani, 2018 : 96)
1) Perubahan adaptasi psikologis trimester I
Pada ibu hamil
trimester I seringkali terjadi fluktuasi aspek emosional, sehingga periode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya pertengkeran atau rasa tidak nyaman.
2) Adaptasi psikologis trimester II
Pada trimester II,
fluktuasi emosional sudah meredah dan perhatian ibu hamil lebih terfokus pada
berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan seksual
keluarga dan hubungan dengan bayi yang dikandungnya.
3) Adaptasi psikologis trimester III
Trimester III
merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan
bagaimana rupanya.
2. Tinjauan
Tentang Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah
hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu
obyek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pengindraan, penciuman, rasa dan raba dengan dii sendiri.
Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu :
1) Pengetahuan
secara formal
Pengetahuan
yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui tingkat pembelajaran dari SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
2) Pengetahuan
secara non formal
Pengetahuan
informal adalah penegtahuan yang didapat dari luar lingkup sekolah. Pengetahuan
ini dapat di peroleh dari media elektronik
dan media masa yang memberikan pengetahuan.
a) Tingkat
pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkatan, yaitu :
(1) Tahu
(know)
Tahu di artikan sebagai suatu materi yang
telah di pelajari sebelumnya, pada tingkatan ini recall (mengangkat kembali)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari dan
diterima.Oleh sebab itu, tingkatan ini adalah yang paling rendah.
(2) Memahami
(comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginteprestasikan materi tersebut secara benar tentang obyek dan dilakukan
dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
(3) Aplikasi
(application)
Aplikasi dapat diartikan suatu kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi dan kondisi
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak dan situasi yang lain.
(4) Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui.
Indikasi yang menandakan bahwa seseorang sudah sampai pada tingkat analisis
adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan,atau memisahka,
mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek
tersebut.
(5) Sintesis
(synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan
seseorang untuk merangkum dan meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimilikinya.Kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi yang telah ada.
(6) Penilaian
(evaluation)
Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap sesuatu
materi.Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan
sendiri atau menggunakn kriterian yang sudah ada.
Fakto-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Fotriani (2015 : 12) berpendapat bahwa
faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
(a) Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan luar hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi seseorang akan
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin
banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat
tentang kesehatan.
a) Media
masa/informasi
Informasi
adalah suatu yang dapat diketahui, namun adapula menekan informasi sebagai
suatu tekhnik untuk mengumpulkan, menyiapkan, meyimak, memanipulasi dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (undang-undang tekhnologi
informasi)
(b) Pekerjaan
Seseorang yang bekerja disektor formal
memiliki akses yang lebih baik, terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan
(c) Sosial
budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan
orang-orang tidak melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikan, seseorang yang akan bertambah pengetahuannya walaupun tadak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang
(d) Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan kedalam individu yang berada didalam lingkungan tersebut.
(e) Pengalaman
Pengalaman
sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara mengulang pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi di masa lalu
(f) Usia
Usia
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan
ingin diperoleh semakin banyak.
3.
Tinjauan
Umum Tentang Tekhnik Meneran
Tekhnik meneran yang benar adalah suatu
posisi yang nyaman (setangah duduk, jongkok, berdiri dan miring ke kiri) bagi
ibu bersalin yang dapat membantu kemajuan persalinan dimana diafragma dan
otot-otot dinding abdomen berkontraksi yang meningkatkan tekanan intra unterus
sehingga janin akan semakin terdorong keluar (Ina Kuswanti, 2014 : 84)
Posisi meneran pada saat persalinan sangat
mempengaruhi terjadinya robekan pada jalan lahir (rupture perineum) terutama
bias terjadi pada primipara tetapi bisa juga terjadi pada multipara bahkan bias
juga terjadi pada grande multi. Penyebabnya adalah bisa juga dikarenakan berat
badan bayi yang besar, perineum atau jalan lahir yang kaku/tegang, kurangnya
mendapat tahanan yang kuat pada perineum saat kepala keluar pintu, atau bias
juga posisi ibu yang salah pada saat meneran, serta bias juga persalinan dengan
bantuan alat vacuum.(Candra Wahyuni, 2017)
Perineum
adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.
Perineum merupakan daerah tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Perineum
menegang saat persalinan kadang perlu di potong (episiotomy) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah robekan.Rupture perineum adalah robeknya
perineum pada saat janin lahir. Berbeda dengan episiotomy, robekan ini sifatnya
traumatic karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat janin lewat
(Ina Kuswanti, 2014 : 85)
Menurut Marmin penyebab robekan perineun
salah satunya dari tekhnik meneran secara fisiologis ibu akan merasakan
dorongan untuk bila pembukaan sudah lengkap dan refleks ferguson telah terjadi.
Ibu harus didukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan dorongan
dan memang ingin mengejan. Ibu mungkin merasa dapat meneran secara lebih
efektif pada posisi tertentu. Beberapa cara yang dapat dilakukan dala memimpin
ibu bersalin melakukan meneran untuk mencegah terjadinya rupture perineum,
diantaranya :
a. Menganjurkan
ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.
b. Tidak
menganjurkan ibu untuk menahan nafas pada saat meneran.
c. Mungkin
ibu akan merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu berbaring miring atau
setengah duduk, menarik lutut kearah ibu dan menempelkan dagu kedada.
d. Menganjurkan
ibu untuk tidak mengangka bokong saat meneran.
Macam-macam posisi meneran
menurut Sumarah dkk (2008), meliputi :
(a) Duduk
atau setengah duduk
Posisi
duduk atau setengah duduk, seringkali nyaman bagi ibu dan ibu bias istrahat
dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntunga dari posisi ini
adalah memudahkan melahirkan kepala bayi. Bagi bidan lebih udahuntuk membimbing kelahiran kepala bayi
dan memperhatikan perineum.
(b) Merangkak
Posisisi
merangkak seringkali merupakan posisi yan baik bagi ibu yang mengalami nyeri
punggung saat persalinan.Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dengan
peregangan minimal pada perineum.
(c) Jongkok
atau berdiri
Posisi
jongkok atau bersiri dapat mepercepat kala I persalnan dan mengurangi rasa
nyeri yang hebat.Selain itu juga dapat membantu penurunan kepala bayi.Namun
posisi ini berisiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).
(d) Berbaring
miring kiri
Posisi
dengan berbaring miring ke kiridapat mengurangi penekanan pada vena cava
inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak
terganggu.seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kesalahan karena
ibu bisa beristrahat dengan mudah diantara kontraksi.Posisi ini juga bisa
membantu mencegah laserasi perineum.
(e) Posisi
terlentang (Supine)
Pada
posisi terlentang dapat menyebabkan hipotensi dapat beresiko terjadinya syok dan berkurangnya suplayoksigen dalam sirkulasi uteroplacenta
sehingga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin, rasa nyeri yang bertambah,
kemajuan persalinan bertambah lama, ibu mengalami gangguan untuk bernafas,
buang air kecil terganggu, mobilisasi ibu kurang bebas, ibu kurang semangat,
resiko laserasi jalan lahir bertambah, dapat mengakibatkan kerusakan pada
syaraf kaki dan punggung. (Nurmalika, 2013)
Pada
ibu yang terjadi rupture perineum saat bersalin, dikarenakan ibu dengan tekhnik
meneran yang salah, hal ini dapat terjadi juga pada ibu primigravida dan bayi
besar. Pada ibu dengan tidak terjadi rupture perineum di dapatkan pada ibu yang
melakukan tekhnik meneran dengan benar, ibu dengan kehamilan multipara dan
grande multi para. (Safrita. A, 2013)
Ibu dipimpin meneran saat ada his atau
kontraksi rahim, dan istrahat bila tidak ada his.Selain subocciput dibawah simpisis,
ibu dianjurkan untuk berhenti meneran karena lahirnya kepala harus pelan-pelan
agar perineum tidak robek. Pimpinan meneran pad aibu bersalin yang tidak sesuai
dengan munculnya his dan lahirnya kepala dapat mengakibatkan laserasi perineum
hingga derajat III dan IV (Sarwono, 2014 : 289).
Menurut Prawirohardjo (2014), dampak dari
tidak dilaksanakannya penanganan segera untuk kejadian rupture perineum maka
akan menyebabkan ibu mengalami perdarahan yang hebat dengan jumlah perdarahan
500 ml, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik pada ibu postpartum. (Masmuni. W, 2018)
a.
Kerangka
Konsep
Pengetahuan adalah
hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu
obyek tertentu (Notoadmojo, 2014).
Meneran
merupakan reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul, rasa
tertekan atau gerakan bayi jauh didalam panggul yang menyebabkan keinginan yang
tak tertahan untuk meneran yang merupakan karakteristik dari keinginan
meneran.Teknik meneran yang baik bermanfaat untuk mengurangi terjadinya ruptur
uteri, menghindari pembengkakan pada mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang
sia-sia, memberikan keleluasaan bagi ibu pada saat meneran dan juga dapat
mengurangi terjadinya asfiksia pada janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari
pada saat meneran seperti mengangkat bokong, meneran sebelum ada komando dari
bidan dan berteriak (Catur Setyorini,Elviandari Utami 2016 : 13).
Menurut
(Saifuddin, 2002) dalam (Aspiani, 2017) menjelaskan bahwa kehamilan adalah masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adlah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan. (Weni Rizkiyani, 2017).
Tekhnik meneran yang benar
(X2)
|
Pengetahuan ibu hamil trimester III
(X1)
|
Gambar 2.1
Independen 1 Independen 2
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian dan Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan
penelitian maka jenis penelitian yang digunakkan deskriptif dengan pendekatan
survey, untuk menggambarkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik
meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau tahun 2018.
B. Jenis Data, Sumber Data dan
Metode Pengumpulan Data
1. Jenis
Data
Jenis
data, yaitu jenis atau macam-macam data yang sesuai dan di perlukan dalam
penelitian yaitu :
a. Data
Primer, adalah data yang di dapat langsung dari responden yakni ibu hamil
trimester III
b. Data
Sekunder,adalah data yang di dapat dari dokumen, laporan, rekam medik, ruangan
ANC, internet dan jurnal kesehatan
2. Sumber
Data
Sumber data dalam penelitian adalah data
tentang banyaknya ibu hamil trimester III yang ada di BLUD RSUD Kota Baubau
tahun 2018 tentang tekhnik meneran yang benar.
3.
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi(
pengamatan ), merupakan suatu prosedur yang terencana meliputi melihat dan
mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang ada kaitannya dengan masalah yang akan di teliti.
b. Kuesioner,merupakan
metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden
untuk dijawab.
c. Wawancara,adalah
cara mengumpulkan data untuk memperoleh keterangan dengan cara melakukan tanya
jawab dengan ibu hamil trimester III mengenai pengetahuan tentang tekhnik
meneran yang benar
C. Populasi
Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian
yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan banyaknya ibu hamil trimester III di BLUD RSUD Kota Baubau periode
bulan Januari sampai Desember 2018 sebanyak 75 ibu hamil trimester III.
2.
Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diselidiki dan bisa mewakili keseluruhan populasinya
sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi tekhnik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik total sampling. Total sampling adalah tekhnik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono 2004 :
73). Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III pada periode
bulan Julii sampai Agustustahun 2019 di BLUD RSUD Kota
Baubau.
D. Definisi Operasional
Variabel Penelitian dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan
a. Definisi
Operasional
Pengetahuan
adalah hasil “tahu” danterjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu.Adapun pengetahuan yang dimaksud disini yaitu wawasan yang
dimiliki ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang benar yang
diperoleh dari jawaban kuisioner.
b. Kriteria
Objektif
Baik : Jika responden mampu menjawab
dengan benar
76-100%
pertanyaan yang diajukan
Cukup : Bila responden mampu
menjawab dengan benar
56%
pertanyaan yang diajukan
Kurang : Bila responden mampu menjawab
dengan benar
<56%
pertanyaan yang diajukan
Kriteria
penelitian dengan skala Guttmandengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan,
untuk setiap pernyataan diberikan skor 1 (satu) jika respondent menjawab ya dan
nilai 0 (nol) jika respondent menjawab tidak.
Dengan
menggunakan rumus interval :
I
=
Keterangan :
I = Interval
R = Range / kisaran (100-0=100%)
Maka :
Skor
tertinggi = 1x10=(100%)
Skor
terendah = 0x10=0 (0%)
I=
I=
=50
3. Metode
Analisa Dan Pengolaan Data
1. Metode
Analisa
Analisis univariat ini digunakan untuk menggambarkan
tiap variable dari hasil penelitian. Analisis univariat ini menghasilkan
distribusi dan presentase dari tiap variabel yaitu distribusi dan presentase
dari variabel pengetahuan ibu hamil trimester III.
2. Pengolahan
Data
Setelah data terkumpul kemudian diolah menggunakan
komputer dan SPSS 21.
Rancangan analisis data hasil penelitian di rumuskan
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
atau mengedit data,
bertujuan mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuain antara kriteria
data yang di perlukan untuk menguji hipotesis atau “menjawab” tujuan
penelitian.
b. Coding
atau kegiatan kode
numeric pada data terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat di
perlukan terutama dalam rangka pengolahan data ,baik secara manual, menggunakan
kalkulator, maupun dengan menggunakan computer.
c. Skoring
tahapan ini di
lakukan setelah di tetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap
jawaban responden atau observasi dapat di berikan skor.
d. Processing
setelah semua isian
terisi dan benar, langkah selanjutnya memproses data agar dapat di analisa.
Proses data di lakukan dengan cara mengentry data dari hasil kuesioner ke dalam
computer.
e. Entry, memasukkan data yang di beri skor ke dalam komputer
seperti ke dalam program excel dan program SPSS.
f. Clearing
yaitu kegiatan
pengecekkan kembali data-data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
(Riyanto Ahmad, 2011 : 30).
4. Lokasi
Dan Waktu Penelitian
a. Lokasi
penelitian
Lokasi penelitian berada di BLUD RSUD Kota
Baubau.Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena menemuka masalah tentang
rendahnya pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tekhnik meneran yang
benar.
b. Waktu
penelitian
Waktu penelitian
ini di laksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2019 berlangsung selama 4 minggu di BLUD RSUD Kota
Baubau tahun 2019.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Dalam bab ini akan di sajikan data hasil
penelitian yang telah di peroleh dan di bahas. Penelitian ini di laksanakan di
BLUD RSUD Kota Baubau, dengan Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang
Tekhnik Meneran Yang Benar Di BLUD RSUD Kota Baubau.
Sampel yang di gunakan sebanyak 75 orang ibu
hamil trimester III menggunakan total
samplingyang di teliti dan di jadikan sebagai responden, penelitian ini
menggunakan satu jenis variabel yaitu variabel independen. Data di analisis
menggunakan analisa atau uji univariat yaitu cara menganalisis variabel
penelitian yang diteliti secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti di BLUD RSUD Kota Baubau pada bulan Juli tahun 2019, setelah data
primer di ambil dengan cara pengisian kuisioner kemudian di lakukan pengolahan
data menggunakan program SPSS (Statistic
Package For The Science) fersi 21. Kemudian hasil penelitian ini di sajikan
dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
a.
Pengetahuan
Tabel 4.1
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang
Benar
Di
BLUDRSUDKota Baubau Tahun 2019
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
N
|
(%)
|
1
|
Baik
|
11
|
14,7%
|
2
|
Cukup
|
29
|
38,7%
|
3
|
Kurang
|
35
|
46,7%
|
Total
|
75
|
100%
|
Sumber : Data primer
peneliti yang diolah, 2019
Berdasarkan
tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 75 responden ibu hamil trimester III yang
memiliki pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 11 orang dengan
persentase (14,7%),
kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang sebanyak
35 dengan persentase (46,7%).
b. Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Hamil Trimester III Di BLUD RSUD KOTA
Baubau Tahun 2019
No
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
N
|
%
|
1
|
Tidak sekolah
|
17
|
22,6%
|
2
|
SD-SMP
|
28
|
37,3%
|
3
|
SMA
|
21
|
28%
|
4
|
Perguruan Tinggi
|
9
|
12%
|
Total
|
75
|
100%
|
Sumber : Data primer
peneliti yang diolah, 2019
Berdasarkan aria 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 75
responden ibu hamil trimester III dengankategori pendidikan, yang tidak sekolah
yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase (22,6%), kategori SD/SMP yaitu
sebanyak 28 dengan persentase (37,3%),
kategori SMA sebanyak 21 orang dengan persentase (28%) dan kategori
perguruan tinggi sebanyak 9 orang dengan persentase (12%).
B.
Pembahasan
Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di
sajikan pada aria distribusi frekuensi studi pengetahuan Ibu Hamil Trimester III
Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019, maka
dapat di jelaskan berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan
bahwa 75 responden ibu hamil trimester III yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 11 orang dengan persentase (14,7%),
kategori cukup sebanyak 29 orang dengan persentase (38,7%) dan kategori kurang
sebanyak 35 orang dengan persentase (46,7%).
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah
orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pengindraan, penciuman, rasa dan raba dengan dii sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
Dari hasil penelitian tersebut kita dapat melihat
bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III
tentang tekhnik meneran yang benar di BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019
sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup dan sebagian besar lainnya mempunyai
pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman tentang tekhnik meneran yang benar seperti membaca buku, literature
,bertanya ke tenaga kesehatan ataupun dokter spesialis kandungan dan mengakses
informasi yang berhubungan
dengan tekhnik meneran yang benar. Hal ini di dukung
oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan atau domain kognitif merupakan hal
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang
disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010)
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Studi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tekhnik Meneran Yang Benar Di
BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2019, maka dapat di simpulkan bahwa ibu hamil
trimester III di BLUD RSUD Kota Baubau mayoritas yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang tentang tekhnik meneran yang benar yaitu sebanyak 35 orang
dengan persentase (46,7%)
dan memiliki pendidikan yang mayoritas adalah SD/SMP sebanyak 28 orang dengan persentase
(37,7%) dari jumlah keseluruhan responden yaitu 75 orang ibu hamil trimester
III.
B.
Saran
1. Bagi
Ibu Hamil Trimester III
Dapat memperluas
pengetahuan tentang tekhnik meneran yang benar sehingga ibu hamil trimester III
tidak hanya sekedar tahu tapi mampu mengingat, menjelaskan serta menyebutkan tentang
tekhnik meneran yang benar.
2. Bagi
Tenaga Kesehatan
Diharapkan hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan masukkan dalam meningkatkan
mutu pelayanan dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil melalui
penyuluhan-penyuluhan khususnya tentang tekhnik meneran yang benar.
3. Bagi
Program Studi D-III Kebidanan
Diharapkan hasil
penelitia ini ari menambah kepustakaan, yang mampu dimanfaatkan oleh dosen dan
mahasiswi kebidanan untuk mengetahui dan menjadi bahan literature atau
referensi dalam penelitian selanjutnya.
4. Bagi
Peneliti Selanjutnya
Dapat mengembangkan
variabel penelitian sehingga didapatklan hasil yang lebih baik, mengembangkan
karakteristik responden penelitian agar lebih dapat menggambarkan hasil penelitian,pengumpulan
datanya menggunakan kuisioner terbuka supaya hasilnya lebih bagus lagi dan
bahasa ilmiah dalam kesehatan lebih baik tidak digunakan supaya hasilnya lebih
valid.